Sebagian besar, atau sekitar 75 % permohonan layanan yang masuk, menurut Makmun memang berupa permintaan pindah status kependudukan dari daerah lain. Selain pindah, ganti status juga cukup banyak, karena mungkin ini berkaitan dengan bulan baik untuk menikah, lanjut Makmun. Para pegawai di kantornya, diakui Makmun berupaya semaksimal mungkin memberikan layanan, bahkan sering sampai petang hari jauh melampaui batas jam kerja. Demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan kepentingan sekolah bagi putra-putrinya kami memang meminta agar para pegawai lembur, bahkan sejak Senin lalu ketika para pegawai di OPD lain masih libur kami sudah memberlakukan piket masuk, terangnya. Pihaknya juga tak henti-hentinya menyosialisasikan kepada para pemohon yang datang, bahwa untuk pelayanan e-KTP, semua Kecamatan juga telah siap mengakomodasi. Namun memang hampir sebagian besar warga masyarakat yang datang di Kantor Capil adalah yang berkaitan dengan permohonan pindah atau yang bermasalah dengan data base dari daerah lain, pungkas Makmun.
Melonjaknya permohonan pindah ke Wonosobo yang terus meningkat dari tahun ke tahun dijelaskan Kepala seksi Pengolahan Data dan Informasi, Dudi Wardoyo sudah terjadi semenjak 3 tahun terakhir. Dari data yang ada, sudah sejak 2013, angka permohonan datang maupun pindah memang meningkat terus, terang Dudi. Pada Tahun 2013, jumlah permohonan pindah maupun datang menurut Dudi mencapai 23.035 dan meningkat menjadi 25.490 pada Tahun 2014. Di akhir 2015 lalu permohonan pindah-datang dari maupun ke Wonosobo sudah mencapai 31.784 dan kemungkinan di 2016 ini juga mengalami peningkatan lagi, tutup Dudi.